Inilah Sejarah Gunung Kawi Bali

Inilah sejarah gunung kawi bali - Selamat malam gan, pada kesempatan berbahagia ini kami akan bagikan kembali untuk anda khususnya yang sedang liburan di bali. Apa anda pernah mendengar gunung kawi yang berada di bali? jika belum maka anda harus segera berkunjung kesana. Eitss namun selain berkunjung anda juga harus mengetahui terlebih dahulu sejarah gunung kawi bali dibawah ini.

Sejarah Gunung Kawi Bali yang Harus Kamu Ketahui!

sejarah gunung kawi bali
Candi Gunung Kawi adalah website arkeologi berupa candi yang dipahatkan pada dinding batu cadas di tebing Sungai Pakerisan, yang sangat indah serta asri. Jalan menuju ke sana juga melalui teratidak jarang-teratidak jarang sawah penduduk yang sangat cantik, apalagi saat musim padi menguning, sangatlah pemandangan bak surga.

Menurut sejarah, Pura Gunung Kawi Tampaksiring adalah Sthana/ tempat pemujaan raja Bali yang bernama Anak Wungsu. Anak Wungsu sendiri adalah putra dari Raja Udayana.

Diceritakan Raja Udayana dengan permaisurinya Gunapriya Dharmapattni memiliki 3 orang putra yakni Airlangga, marakata serta Anak Wungsu. Airlangga sebagai putra sulung akhirnya menjadi Raja Kediri di Jawa Timur, sedangkan Marakata serta Anak Wungsu meneruskan tahta Raja Udayana di Bali.

Seusai Raja Udayana wafat, tahta digantikan oleh Marakata pada tahun 1025 M, kemudian seusai Marakata wafat tahta digantikan oleh adiknya yaitu Anak Wungsu (1049 Masehi hingga tahun 1080 M). Raja-raja inilah yang seusai wafat di stanakan di Candi Gunung Kawi Tampaksiring.

Pada dinding Candi ditemukan tulisan Kediri Kwadrat yang berbunyi "Haji Lumah Ing jalu" yang artinya "raja yang dicandikan di Jalu". Sedangkan Candi kedua tersedia tulisan "Rwa Nak ira" yang artinya "dua putra beliau". Jadi bisa disimpulkan bahwa candi paling besar adalah Stana Udayana, serta candi yang kedua adalah stana dari putra-putranya.

Pada Prasasti Tengkulak berangka tahun 945 saka (1023 Masehi) yang dibangun pada masa pemerintahan Sri Haji Paduka Cri Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanattunggadewa, mengisahkan mengenai keadaan pertapaan (Kantyangan) Amarawati yang terletak di kurang lebih Sungai pakerisan, yang dimaksud dalam prasasti tersebut adalah area candi Gunung Kawi Tampaksiring tersebut.

Disamping sebagai tempat pemujaan bagi leluhur, Candi Gunung Kawi juga sebagai pusat pelatihan spiritual serta keagamaan.

Di sebelah Selatan Candi Gunung Kawi tersedia campuhan yang adalah pertemuan antara dua ajaran sungai yakni Sungai Pakerisan serta Sungai Bulan. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat Hindu, tempat ini dipercaya sebagai tempat penyucian diri. Selain informasi mengenai sejarah gunung kawi ini, anda juga dapat mengetahui informasi pulau bali lainnya seperti hotel bintang 3 daerah seminyak bali, daftar hotel di pinggir pantai sanur dan hotel di tanah lot bali.
Previous
Next Post »